Pengetahuan yang Diperlukan dalam Memahami Buku-Buku Publikasi Navigasi
Diperlukan buku-buku
publikasi navigasi agar pelayaran dapat dilaksanakan dengan aman dan efisien,
adapun buku-buku publikasi navigasi antara lain , yaitu :
1. Peta-peta laut menurut route-nya
2. Buku-buku kepanduan bahari yang bersangkutan
3. Almanak nautika.
4. Daftar suar Indonesia dan BA.
5. Daftar pasang surut Indonesia dan arus pasang Indonesia.
6. Daftar-Daftar Ilmu
Pelayaran.
7. Peta cuaca.
8. Publikasi mengenai daerah-daerah berbahaya, misalnya NTM No.
18 atau DAPAC.
9. Buku “Ocean passage for
the world”.
10. Buku-buku pelayaran lainnya.
11. Pilot chart.
1. Menyiapkan Peta Laut
·
Di
Indonesia, untuk mendapatkan peta laut dapat langsung dipesan di DISHIDROS.AL
(Dinas Hidro Oseanografi Angkatan Laut) yaitu di Jalan Pasir Putih – Ancol
- Jakarta, atau di agen-agen di setiap
pelabuhan utama. Peta yang diterbitkan
adalah peta-peta yang meliputi kepulauan Indonesia.
·
Di luar
negeri, peta-peta dari British Admiralty
(B.A) dapat dipesan langsung ke Inggris atau yang lebih mudah dan praktis ialah
pada agen-agennya yang tersebar di seluruh dunia.
·
Skala dari
sebuah peta laut adalah perbandingan dari satu satuan panjang di peta terhadap
panjang yang sebenarnya.
·
Peta laut adalah
suatu peta yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat dipakai untuk
merencanakan/mengikuti suatu pelayaran.
·
Peta
dicetak/diproduksi dalam bermacam-macam skala yang berkisar di antara skala 1 :
2.500 sampai 1 : 14.000.000 (atau lebih kecil lagi untuk peta-peta dunia).
·
Skala ukuran kecil (small scale) akan meliputi suatu daerah
yang luas (contohnya 1 : 5.000.000), sedangkan skala ukuran besar (large scale) hanya meliputi suatu daerah
yang kecil (contohnya 1 : 50.000).
·
Peta-peta untuk navigasi di lautan, yang sering disebut juga
peta samudera (sailing charts)
mempunyai skala kira-kira 1: 600.000 atau lebih kecil. Ini disebabkan karena pada
penyeberangan-penyeberangan samudera meliputi suatu daerah yang luas dan
perairannya tidak sesulit perairan-perairan antar pulau sehingga detail-detail
dari peta tidak perlu diperhatikan.
·
Peta-peta antar pulau (general
chart) mempunyai skala kira-kira di antara 1 : 100.000 sampai 1 :
600.000. Peta-peta ini dipakai pada
pelayaran-pelayaran antar pulau dan detail dari peta sudah harus ditunjukkan
meskipun tidak seteliti peta-peta pantai atau pelabuhan.
·
Peta pantai (coast
charts) mempunyai skala kira-kira di antara 1 : 50.000 sampai 1 :
100.000. Peta-peta ini dipakai pada
waktu mendekati atau meninggalkan suatu teluk atau pelabuhan. Melihat penggunaannya, maka disini detail
dari perairannya adalah mutlak demi keselamatan pelayaran.
·
Peta-peta pelabuhan (harbour
charts) mempunyai skala kira-kira 1 : 50.000 atau lebih besar. Peta-peta ini dipakai pada waktu mendekati
tempat berlabuh atau memasuki /meninggalkan pelabuhan atau dermaga. Sama dengan peta-peta pantai, maka disini
juga detail dari perairan adalah mutlak dan kalau dapat lebih datail lagi dari
peta pantai.
2.
Menyiapkan Buku Kepanduan Bahari (Sailing direction = pilots).
Oleh British Admiralty (B.A) dibagi dalam 75
jilid yang meliputi seluruh dunia.
Isinya sangat penting bagi seorang navigator, karena memberikan
keterangan-keterangan umum untuk setiap daerah, terutama yang menjadi interes
bagi pelaut di dunia ini. Untuk
daerah-daerah yang diterangkan, diberikan juga nomor petanya.
Isi dari
Buku Kepanduan Bahari ini antara lain :
-
Perhatian
untuk berita kapal.
-
Suatu nota
yang diambil dari berita pelaut untuk melengkapi buku itu.
-
Perhatian
dalam cara menggunakan buku itu.
-
Perhatian
dalam hal ukuran-ukuran serta satuan-satuan yang dipakai dalam buku itu.
-
Keterangan-keterangan yang berhubungan dengan peta laut,
penerbitan-penerbitan navigasi, navigasi pada umumnya dan cuaca.
-
Peta-peta indeks, yang menunjukkan daerah yang dijelaskan
dalam buku itu
-
Keterangan-keterangan detail/terperinci dari suatu daerah,
mengenai pemerintahan, flora, fauna, perdagangan, mata uang yang berlaku, nomor
peta serta skala yang paling baik untuk daerah itu, cuaca, arus-arus,
pasang-surut, isyarat-isyarat, peringatan-peringatan, sistim pelampung,
komunikasi, stasion radio, galangan kapal, pembasmian tikus, waktu tolok, dll.
yang tidak diberikan pada buku ‘ocean
passage for the world’.
-
Tambahan-tambahan lainnya.
-
Buku Kepanduan Bahari dicetak kembali dalam batas waktu 10 –
12 tahun, setelah tahun penerbitan yang terakhir. Pelengkap (supplements) untuk tiap-tiap jilid dicetak setahun sekali dan
pelengkap-pelengkap ini harus dilampirkan di dalam jilid-jilid yang
bersangkutan.
3. Menyiapkan Daftar Suar Indonesia
Daftar
Suar Indonesia merupakan daftar yang terdiri dari 10 lajur, yaitu :
Lajur
1 : Nomor
dari suar. Angka yang dicetak biasa
adalah nomor suar menurut urutan di Indonesia, sedangkan angka yang dicetak
miring adalah nomor suar internasional.
Misal
: Nomor suar Boompjes Island – 299 (Indonesia), sedangkan nomor
internasionalnya adalah K 1084, dicetak miring.
Lajur
2 : Nama
suar, misalnya Boompjes Island.
Lajur
3 : Tempat
kedudukan suar, dinyatakan dalam Lintang Utara atau Selatan dan Bujur Timur.
Lajur
4 : Nomor,
warna, kekuatan cahaya dalam 1000 lilin dan sumber cahaya dari suar.
Lajur
5 : Sifat
dan periode suar.
Lajur
6 : Tinggi
suar dalam meter di atas permukaan laut rata-rata.
Lajur
7 : Jarak
nampak dalam mil pada cuaca terang.
Lajur
8 : Keterangan
dari bangunan atau kapal suar dengan tinggi kira-kira dalam meter.
Lajur
9 : Penjelasan
lanjutan.
Lajur
10 : Keterangan
dari BPI mengenai suar tersebut
4.
Menyiapkan Daftar Arus Pasang Surut
Pergerakan air secara
tegak (vertical rise and fall)
daripada permukaan laut yang disebabkan oleh gaya tarik bulan dan atau
matahari, disebut pasang. Apabila
sebagai akibat daripada bekerjanya pasang terjadi pergerakan air secara
mendatar, ini disebut arus pasang.
Arus pasang terdiri dari arus air pasang dan arus air surut.
Arus air pasang (floot tide) adalah arus yang mulai
mengalir di waktu air sedang naik sampai beberapa saat sesudah air
pasang (high water). Arus air surut (floot tide) adalah arus yang mulai
mengalir diwaktu air sedang surut sampai beberapa saat sesudah air surut
(low water).
Seandainya arus air pasang
itu bergerak ke kanan pada sesuatu tempat yang tertentu, maka arus air surut
akan bergerak ke arah yang berlawanan yaitu ke kiri. Sebelum gerakan yang ke kanan tadi berubah ke
kiri (atau sebaliknya), terdapatlah beberapa saat dimana gerakan air
seakan-akan berhenti dan keadaan ini disebut air tenang (slack water). Pada umumnya, gerakan naik
turunnya permukaan laut terjadi dua kali dalam sehari. Permukaan laut yang paling tinggi disebut air
tinggi (high tide atau high water) dan permukaaan laut yang
paling rendah disebut air rendah (low
tide atau low water). Jarak dari air tinggi ke air rendah atau
sebaliknya disebut lata air (range of tide). Tinggi daripada air tinggi atau rendahnya air
surut tidak selalu sama, leh karena itu diambillah suatu patokan yaitu air
tinggi rata-rata untuk pasang dan air rendah rata-rata untuk air
surut.
Tingginya air pasang serta
rendahnya air surut sangat penting dalam pelayaran pantai, terutama apabila
akan memasuki sesuatu pelabuhan atau perairan pedalaman. Seorang navigator harus dapat mengetahui
dengan pasti, berdasarkan keterangan-keterangan yang ada apakah kapalnya dapat
masuk atau keluar sesuatu pelabuhan atau sungai dengan aman tanpa mengambil resiko
kandas. Reaksi pertama dari seorang
navigator yang berada di daerah yang perairannya dangkal atau yang akan
memasuki suatu perairan yang dangkal adalah membandingkan dalamnya laut yang
tertera di peta dengan sarat kapalnya sendiri.
Kedalaman laut yang tertera di peta dihitung dari suatu muka surutan
(chart datum).
Muka surutan adalah suatu permukaan khayalan
dimana kedalaman laut diukur. Setiap
dalam laut yang tercatat di peta dihitung sampai permukaan ini. Untuk menetapkan muka surutan ini, tidak
terdapat keseragaman di antara negara-negara maritim di dunia, sehingga dalam
menggunakan peta kita harus memperhatikan muka surutan apa yang dipakai. Beberapa contoh dari muka surutan yang
dipakai oleh badan-badan hidrografi di dunia adalah :
a. Indonesia : air rendah perbani (Low Water neap).
b. Inggris : air rendah purnama rata-rata (mean Low Water spring).
c. Amerika Serikat : di Atlantik, air rendah rata-rata (mean low water).
d. Di Pasifik, air rendah terendah rata-rata (mean lower low water).
e. Jepang : air rendah purnama Indian (Indian Spring Low water).
f. Belanda : air rendah terendah purnama rata-rata (mean lower low water spring).
g. Bulgaria : permukaan laut rata-rata (mean sea level).
h. Norwegia : air rendah purnama equator (equatorial spring low water).
Adapun penjelasanya
sebagaiberikut :
a.
Air rendah perbani adalah letak permukaaan air pada waktu air
rendah perbani.
b.
Air rendah rata-rata adalah rata-rata dari semua air rendah
pada suatu tempat.
c.
Air rendah terendah adalah dalamnya air pada saat air rendah (surut).
d.
Air rendah terendah rata-rata adalah
rata-rata dari letak-letak permukaan air yang terendah pada waktu air surut.
e.
Air rendah purnama rata-rata adalah rata-rata dari permukaan
air pada waktu air rendah purnama.
f.
Air rendah terendah purnama rata-rata adalah rata-rata dari
permukaan air terendah pada waktu air rendah purnama.
g.
Air rendah purnama Indian adalah letak permukaan air pada
saat air rendah purnama Indian.
h.
Air rendah purnama equator adalah letak permukaan air pada
saat air rendah permukaan equator.
i.
Permukaan laut rata-rata adalah letak
daripada permukaan laut dirata-ratakan selama 19 tahun pengawasan. Negara-negara yang memakai muka surutan ini adalah
daerah-daerah yang hampir tidak ada atau yang tidak ada pasang surutnya.
Dari semua
benda angkasa yang mempengaruhi peredaran bumi, maka bulanlah yang mempunyai
pengaruh yang paling besar atas terjadinya pasang surut di permukaan bumi. Pada waktu bulan berada di equator, maka
pasang surut yang terjadi untuk setiap tempat di permukaan bumi mengalami dua
kali air pasang dan dua kali air surut yang sama. Apabila bulan tidak berada di equator
melainkan berada di sebelah utara atau selatan, maka tempat-tempat di bumi
tidak lagi akan mengalami dua pasang dan dua surut yang sama secara
menyeluruh. Pada lintang-lintang yang
tinggi akan mengalami dua pasang yang tidak sama atau hanya satu pasang.
Pada umumnya terdapat tiga macam pasang, yaitu :
(1).
Pasang harian ganda (semi
diurnal tide) adalah jenis pasang
yang mempunyai dua air pasang dan dua air surut dalam sehari. Kedudukan air pada waktu pasang (begitu juga
pada waktu surut) tidak berbeda besar.
(2).
Pasang harian tunggal (diurnal
tide) hanya terdapat satu air pasang dan satu air surut dalam sehari.
(3).
Pasang campuran (mixed
tide), terdapat kombinasi daripada sifat-sifat pasang harian ganda dan
pasang harian tunggal. Akibatnya maka
dalam sehari terdapatlah beberapa air pasang dan beberapa air surut yang tidak
beraturan.
Apabila bulan dan matahari berada pada satu garis lurus
dengan bumi maka akan terdapatlah dua pasang.
Apabila bulan dan matahari berada pada satu sisi, maka terjadilah pasang
purnama dan apabila bulan berada di satu sisi sedangkan matahari di sisi
yang lain, maka terjadilah pasang perbani yang lata airnya lebih kecil.
5. Menyiapkan Daftar Pasang Surut
Daftar pasang surut untuk
mengetahui l pasang surut disuatu perairan, adapun penggunaannya sebagai
berikut :.
1. Untuk Kepulauan Indonesia, termasuk Singapura, kita memakai daftar
pasang surut Kepulauan Indonesia (Indonesian
archipelago tidetables) yang diterbitkan oleh HIDRAL. Muka surutan yang dipakai adalah air
rendah perbani, dan waktu yang dipakai adalah waktu tolok. Daftar pasang surut ini memberikan
tabel-tabel untuk setiap pelabuhan, sungai, teluk, selat atau alur-alur
pelayaran yang penting di seluruh kepulauan Indonesia dari Teluk Aru sampai ke
Merauke, termasuk Singapura.
2. Untuk dapat mengetahui pasang surut di suatu tempat, kita
tinggal melihat pada tabel, bulan apa, tanggal berapa dan pukul berapa yang
kita butuhkan. Sudah tentu apabila kita
menginginkan pasang pada suatu tempat pada jam-jam yang tidak sesuai dengan di
tabel, maka kita harus interpolasi bila perlu.
3. Daftar pasang surut yang terkenal di dunia adalah Admiralty Tide Tables
(Inggris) yang biasanya disingkat ATT.
4. ATT diterbitkan dalam 3 jilid yang
meliputi seluruh dunia yaitu :
Jilid
I : Perairan Eropah, termasuk Laut Tengah (Europeans waters, including the
Mediterranean Sea); warna sampulnya biru.
Jilid
II : Samudera Atlantik dan
Samudera Indonesia, termasuk ramalan-ramalan arus pasang
Jilid
III : Samudera Pasifik dan Lautan
di sekitarnya, termasuk ramalan-ramalan arus pasang (The Pacific Ocean and adjacent Seas including tidal stream predictions)
.
Setiap
judul memuat :
·
Bagian I : Ramalan
pasang setiap hari untuk Pelabuhan-pelabuhan utama (Standards Ports) dan Daftar Pelabuhan-pelabuhan Utama.
·
Bagian Ia : Keterangan-keterangan
mengenai tabel-tabel arus pasang.
Daftar dari tabel-tabel arus pasang dalam bagian Ia.
Tabel-tabel arus pasang.
Catatan untuk tabel arus pasang.
·
Bagian II : Perbedaan-perbedaan
waktu dan tinggi serta tetapan harmonik untuk meramalkan pasang pada Pelabuhan-pelabuhan
Kedua (Secondary Ports).
Waktu yang berlaku pada jilid I adalah Greenwhich Mean Time (GMT) sedangkan pada jilid II dan III adalah
wakto tolok (Zone Time).
Muka surutan yang berlaku untuk sesuatu daerah ditunjukkan
oleh peta dengan skala yang terbesar untuk daerah itu. Inggris yang biasanya memakai air rendah
purnama rata-rata.
6.
Menyiapkan Berita Pelaut Indonesia (BPI)
Diterbitkan oleh
DISHIDROS-AL. Merupakan suatu buku yang
sebenarnya kumpulan dari semua berita-berita dalam satu minggu yang kemudian
diterbitkan perminggu. Diberi nomor
menurut minggunya dalam setahun dari nomor 1 sampai dengan 52.
Contoh : BPI 1999/16/243
·
angka 1999
menunjukkan tahun 1999
·
angka 16
menunjukkan minggu ke 16
·
angka 243
menunjukkan jumlah berita yang telah dikeluarkan sejak minggu pertama. Isinya adalah
perobahan-perobahan/tambahan-tambahan yang ada sangkut pautnya dengan peta laut
serta perobahan-perobahan/tambahan-tambahan pada publikasi-publikasi lainnya.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar