Pengetahuan
yang diperlukan dalam menggunakan peta laut, publikasi navigasi dan perambuan
1. Keterangan-keterangan pada peta laut
Peta laut adalah hasil pemindahan bentuk lengkung bumi
ke atas bidang datar yang memuat hal-hal serta keterangan keterangan yang
dibutuhkan seorang navigator dalam menentukan posisi kapal, jarak, haluan dan
keselamatan navigasi di laut, dilengkapi dengan alat bantu navigasi dan peruman-peruman.
Adapun
letak dari keterangan-keterangan
pada peta laut tersebut, yaitu :
a. Nomor peta (number of the
chart): dicetak pada sudut kanan bawah dan sudut kiri atas dari peta.
b. Nama peta (Title of the
chart): dicetak di tempat yang paling baik dan nyata dan tidak menutupi
keterangan-keterangan penting maupun daerah lalulintas (route-route pelayaran
utama) dari peta.
c.
Tahun diadakan survey (date of survey): dicetak di bawah
nama dari peta.
d. Tahun penerbitan (date of
publication): dicetak di luar garis batas peta, di bagian bawah, di tengah.
e. Tahun penerbitan baru (date
of new edition): dicetak di sebelah kanan dari tahun penerbitan yang asli.
f.
Koreksi/perubahan besar (large correction): dicetak di
sebelah kanan dari tahun penebitan. Apabila di sebelah kanannya sudah dicetak
tahun edisi yang baru, maka koreksi besar ini dicetak di bawahnya.
g.
Koreksi kecil (small correction): koreksi-koreksi ini harus
ditulis di peta di sebelah kiri bawah.
h.
Tahun pencetakan (Date of Printing): dicetak di sudut sebelah
kanan atas.
i.
Skala dari peta (scale of chart): dicetak di bawah dari
Nama Peta.
2. Peralatan yang digunakan saat menjangka peta
Kegiatan menjangka peta di
atas kapal adalah mutlak harus dilakukan oleh perwira
deck dalam menentukan pelayaran sebuah kapal agar kapal berlayar dengan aman,
selamat sampai tujuan. Alat-alat menjangka peta yang sering digunakan menjangkap peta antara
lain : sepasang penggaris segitiga, mistar jajar, jangka
pensil, jangka semat, busur derajat, pensil 2B dan penghapusnya.
Mistar
jajar terdiri dari dua mistar yang dibuat dari kayu atau
plastik. Mistar jajar ini dipergunakan untuk melukis
garis yang harus berjalan sejajar dan untuk melukis
baringan di atas peta laut dengan
perantaraan mawar pedoman yang
ada di peta laut tersebut. Selanjutnya jangka semat
bentuknya sama dengan jangka pensil, perbedaannya adalah jangka pensil sebelah kakinya dipasangkan pensil,
sedangkan jangka semat kedua kakinya tidak memakai pensil. Kegunaan jangka
semat adalah untuk menjangka atau mengukur jarak dan membagi sebuah garis dalam
jangka yang sama.
3. Perolehan duga (haluan dan jauh) di peta laut
Salah satu unsur
pengetahuan menggunakan peta laut adalah dapat
menentukan haluan dan jauh/jarak antara diua titik atau lebih di peta
laut. Haluan di peta dapat diperoleh dengan menggeserkan garis pada mawar
pedoman menggunakan mistar jajar.
Kemudian jarak pada garis-garis
haluan harus disesuaikan dengan skala lintang dimana garis haluan itu berada.
Hal ini harus benar-benar diperhatikan pada jarak-jarak yang jauh (lebih dari
100 mil). Pada jarak-jarak yang kurang dari 100 mil, maka
langsung dijangkakan pada skala lintang, sedangkan jika lebih 100 mil maka memakai skala pada lintang
menengahnya. Satuan jarak adalah mil laut, dimana satu
mil laut = satu menit busur pada bujur atau khatulistiwa
4. Titik koordinat (lintang dan bujur) pada peta laut
Titik koordinat di peta laut terdiri
dari lintang dan bujur. Lintang adalah jarak antara tempat yang bersangkutan dengan katulistiwa, Lintang dihitung
mulai dari katulistiwa ke Utara
dan ke
Selatan dari 0° sampai 90°. Lintang Katulistiwa
= 0°, Lintang Kutub Utara = 90°U, Lintang Kutub Selatan = 90°S. Busur derajah yang melalui tempat tertentu, dihitung mulai dari katulistiwa sampai jajar tempat tersebut (busur ba)
Terdapat dua Lintang yaitu Lintang Utara (LU) dan Lintang Selatan (LS) yang dihitung dari 0o – 90o. Apabila tempat-tempat atau daerah yang berada di belahan bumi utara,
maka terhitung dari 0o – 90o LU dan apabila tempat-tempat atau daerah yang berada di
belahan bumi selatan, maka terhitung dari 0o – 90o LS.
Semua titik pada suatu jajar mempunyai lintang yang sama sebab semua titik-titik tersebut terletak sama jauhnya dari katulistiwa/ekuator. Jadi pengukuran nilai lintang harus selalu dimulai
dari katulistiwa dan berakhir
pada jajar tempat tersebut.
Perbedaan Lintang
atau (Δ li) adalah busur derajah antara dua
tempat yang dihitung dari jajar titik yang satu sampai jajar titik yang lain. Perbedaan lintang disebut juga perubahan lintang.
Cara menentukan Perbedaan lintang (Δ li) dan
Lintang menengah
(Lm) adalah jika dua titik di bumi keduanya terletak di setengah belahan bumi bagian Utara ataupun kedua titik tersebut juga berada di belahan bumi bagian selatan, maka pada titik tersebut
lintangnya disebut Lintang
senama. Jika dua titik terletak pada setengah belahan bumi yang berbeda artinya satu titik terletak di belahan bumi bagian Utara dan yang satu titik terletak di belahan bumi bagian Selatan maka lintangnya disebut Lintang tidak senama.
Jika dua tempat (titik A dan B) di bumi mempunyai Lintang yang senama misalkan: Lintang Utara (LU) maka menghitung
perbedaan lintangnya (Δ
li) diperoleh dengan mengurangkan kedua lintangnya
satu sama lain. Kemudian jika kedua tempat (titik A dan B) di bumi mempunyai Lintang tidak senama artinya satu tempat/titik A terletak di Lintang Utara (LU) dan yamg tempat/titk B terletak di Lintang Selatan (LS), maka menghitung perbedaan Lintangnya (Δ li) diperoleh dengan
menambahkan kedua Lintangnya.
Contoh Perhitungannya.
|
Tempat A = 02o 20,0’ LU
Tempat B = 05o 30,0’ LU (-)
Δ li = 03o 10,0’
|
Tempat A = 02o 20,0’LU
Tempat B = 05o 30,0’ LS (+)
Δ li = 07o 50,0’
|
Sedangkan
untuk menentukan lintang menengah (Lm) adalah dengan menjumlahkan kedua lintang
kemudian hasilnya dibagi dua. Setelah hasil pembagian diperoleh, maka hapalkan
ketentuan berikut ini:
a. Jika kedua lintang senama, maka Lm
dapat diperoleh dengan cara menjumlahkan dengan lintang yang nilainya kecil
atau lintang yang besar dikurangi dengan hasil pembagian tadi (contoh i).
b. Jika kedua lintang tidak senama, maka
Lm dapat diperoleh dengan cara nilai hasil pemabagian dikurangi dengan lintang
yang nilanya kecil atau lintang yang nilainya besar dikurangi dengan nilai
hasil pembagian tadi (contoh ii).
|
Tempat A = 02o 20,0’ LU
Tempat B = 05o 30,0’ LU (-)
= 03o 10,0’
2
= 01o 35,0
Tempat A = 02o 20,0’
= 01o 35,0 (+)
Lm = 03o 55,0 LU
atau
Tempat B = 05o 30,0’ LU
= 01o 35,0 (-)
Lm = 03o 55,0 LU
( i )
|
Tempat A = 02o 20,0’LU
Tempat B = 05o 30,0’ LS (+)
= 07o 50,0’
2
= 03o 55,0
Nilai
= 03o 55,0’
Tempat A = 02o 20,0 (-)
Lm = 01o 35,0 LS
atau
Tempat B = 05o 30,0’ LU
= 03o 55,0 (-)
Lm = 01o 35,0 LS
( ii )
|
Kalaupun
cara-cara tersebut di atas masih mengalami kesulitan pada siswa-siswa untuk
mempelajarinya dengan hapalan, maka masih ada cara yang lebih mudah dan praktis dipahami oleh
siswa adalah dengan metode “LUKIS”. Pada metode ini dibutuhkan logika bagi
siswa untuk menyelesaikan persoalan perubahan lintang dan lintang menengah.
Perhitungan berikutnya adalah menentukan jarak dari dua tempat yang telah
diketahui. Jarak di laut menggunakan satuan mil laut (nautical mile) yaitu sebesar 1852 m.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar