Rabu, 18 Juli 2018

MENGGUNAKAN PETA LAUT, PUBLIKASI NAVIGASI DAN PERAMBUAN

       Pengetahuan yang diperlukan dalam menggunakan peta laut, publikasi navigasi dan perambuan

1.   Keterangan-keterangan pada peta laut
Peta laut adalah hasil pemindahan bentuk lengkung bumi ke atas bidang datar yang memuat hal-hal serta keterangan keterangan yang dibutuhkan seorang navigator dalam menentukan posisi kapal, jarak, haluan dan keselamatan navigasi di laut, dilengkapi dengan alat bantu navigasi dan peruman-peruman.
Adapun letak dari keterangan-keterangan pada peta laut tersebut, yaitu :
a.  Nomor peta (number of the chart): dicetak pada sudut kanan bawah dan sudut kiri atas dari peta.
b.  Nama peta (Title of the chart): dicetak di tempat yang paling baik dan nyata dan tidak menutupi keterangan-keterangan penting maupun daerah lalulintas (route-route pelayaran utama) dari peta.
c.   Tahun diadakan survey (date of survey): dicetak di bawah nama dari peta.
d.  Tahun penerbitan (date of publication): dicetak di luar garis batas peta, di bagian bawah, di tengah.
e.  Tahun penerbitan baru (date of new edition): dicetak di sebelah kanan dari tahun penerbitan yang asli.
f.     Koreksi/perubahan besar (large correction): dicetak di sebelah kanan dari tahun penebitan. Apabila di sebelah kanannya sudah dicetak tahun edisi yang baru, maka koreksi besar ini dicetak di bawahnya.
g.    Koreksi kecil (small correction): koreksi-koreksi ini harus ditulis di peta di sebelah kiri bawah.
h.    Tahun pencetakan (Date of Printing): dicetak di sudut sebelah kanan atas.
i.      Skala dari peta (scale of chart): dicetak di bawah dari Nama Peta.

2.   Peralatan yang digunakan saat menjangka peta
Kegiatan menjangka peta di atas kapal adalah mutlak harus dilakukan oleh perwira deck dalam menentukan pelayaran sebuah kapal agar kapal berlayar dengan aman, selamat sampai tujuan. Alat-alat menjangka peta yang sering digunakan menjangkap peta antara lain : sepasang penggaris segitiga, mistar jajar, jangka pensil, jangka semat, busur derajat, pensil 2B dan penghapusnya.

Mistar jajar terdiri dari dua mistar yang dibuat dari kayu atau plastik. Mistar jajar ini dipergunakan untuk melukis garis yang harus berjalan sejajar dan untuk melukis baringan di atas peta laut dengan perantaraan mawar pedoman yang ada di peta laut tersebut. Selanjutnya jangka semat bentuknya sama dengan jangka pensil, perbedaannya adalah jangka pensil sebelah kakinya dipasangkan pensil, sedangkan jangka semat kedua kakinya tidak memakai pensil. Kegunaan jangka semat adalah untuk menjangka atau mengukur jarak dan membagi sebuah garis dalam jangka yang sama.


3.   Perolehan duga (haluan dan jauh) di peta laut
Salah satu unsur pengetahuan menggunakan peta laut adalah dapat  menentukan haluan dan jauh/jarak antara diua titik atau lebih di peta laut. Haluan di peta dapat diperoleh dengan menggeserkan garis pada mawar pedoman menggunakan mistar jajar.
Kemudian jarak pada garis-garis haluan harus disesuaikan dengan skala lintang dimana garis haluan itu berada. Hal ini harus benar-benar diperhatikan pada jarak-jarak yang jauh (lebih dari 100 mil). Pada jarak-jarak yang kurang dari 100 mil, maka langsung dijangkakan pada skala lintang, sedangkan jika lebih 100 mil maka memakai skala pada lintang menengahnya. Satuan jarak adalah mil laut, dimana satu mil laut = satu menit busur pada bujur atau khatulistiwa
4.   Titik koordinat (lintang dan bujur) pada peta laut
Titik koordinat di peta laut terdiri dari lintang dan bujur. Lintang adalah jarak antara tempat yang bersangkutan dengan katulistiwa, Lintang dihitung mulai dari katulistiwa ke Utara dan ke Selatan dari 0° sampai 90°. Lintang Katulistiwa = 0°, Lintang Kutub Utara = 90°U, Lintang Kutub Selatan = 90°S. Busur  derajah  yang  melalui  tempat tertentu, dihitung mulai dari katulistiwa sampai jajar tempat tersebut  (busur ba)

Terdapat dua Lintang yaitu Lintang Utara (LU) dan Lintang Selatan (LS) yang dihitung dari 0o   90o. Apabila tempat-tempat atau daerah yang berada di belahan bumi utara, maka terhitung dari 0o 90o LU dan apabila tempat-tempat atau daerah yang berada di belahan bumi selatan, maka terhitung dari 0o 90o LS. 
Semua titik pada suatu jajar mempunyai lintang yang sama sebab semua titik-titik tersebut terletak sama jauhnya dari katulistiwa/ekuator. Jadi pengukuran nilai lintang harus selalu dimulai dari katulistiwa dan berakhir pada jajar tempat tersebut.  
Perbedaan Lintang atau li) adalah busur derajah antara dua tempat yang dihitung dari jajar titik yang satu sampai jajar titik yang lain. Perbedaan lintang disebut juga perubahan lintang.
Cara menentukan Perbedaan lintang li) dan Lintang menengah (Lm) adalah jika dua titik di bumi keduanya terletak di setengah belahan bumi bagian Utara ataupun kedua titik tersebut juga berada di belahan bumi bagian selatan, maka pada titik tersebut lintangnya disebut Lintang senama. Jika dua titik terletak pada setengah belahan bumi yang berbeda artinya satu titik terletak di belahan bumi bagian Utara dan yang satu titik terletak  di  belahan  bumi  bagian  Selatan  maka  lintangnya  disebut Lintang tidak senama.
Jika dua tempat (titik A dan B) di bumi mempunyai Lintang yang senama misalkan: Lintang Utara (LU) maka menghitung perbedaan lintangnya (Δ li) diperoleh dengan mengurangkan kedua lintangnya satu sama lain. Kemudian jika kedua tempat (titik A dan B) di bumi mempunyai Lintang tidak senama artinya satu tempat/titik A terletak di Lintang Utara (LU) dan yamg tempat/titk B terletak di Lintang Selatan (LS), maka menghitung perbedaan Lintangnya li) diperoleh dengan menambahkan kedua Lintangnya.
Contoh Perhitungannya.
Tempat A      = 02o 20,0’ LU
Tempat B      = 05o 30,0’ LU (-)
Δ li                 = 03o 10,0
Tempat A      = 02o 20,0’LU
Tempat B      = 05o 30,0’ LS (+)
Δ li                  = 07o 50,0

Sedangkan untuk menentukan lintang menengah (Lm) adalah dengan menjumlahkan kedua lintang kemudian hasilnya dibagi dua. Setelah hasil pembagian diperoleh, maka hapalkan ketentuan berikut ini:
a.  Jika kedua lintang senama, maka Lm dapat diperoleh dengan cara menjumlahkan dengan lintang yang nilainya kecil atau lintang yang besar dikurangi dengan hasil pembagian tadi (contoh i).
b.  Jika kedua lintang tidak senama, maka Lm dapat diperoleh dengan cara nilai hasil pemabagian dikurangi dengan lintang yang nilanya kecil atau lintang yang nilainya besar dikurangi dengan nilai hasil pembagian tadi (contoh ii).
Tempat  A     = 02o 20,0’ LU
Tempat  B     = 05o 30,0’ LU (-)
                       = 03o 10,0
                               2
                      = 01o 35,0
Tempat  A      = 02o 20,0’
                      = 01o 35,0 (+)
               Lm    = 03o 55,0 LU
atau
Tempat  B     = 05o 30,0’ LU
                      = 01o 35,0 (-)
               Lm    = 03o 55,0 LU
                               ( i )
Tempat A      = 02o 20,0’LU
Tempat B      = 05o 30,0’ LS (+)
                       = 07o 50,0
                               2
                      = 03o 55,0
Nilai                 =  03o 55,0’
Tempat  A      = 02o 20,0 (-)
               Lm    = 01o 35,0 LS
atau
Tempat  B     = 05o 30,0’ LU
                      = 03o 55,0 (-)
               Lm    = 01o 35,0 LS
                             ( ii )
Kalaupun cara-cara tersebut di atas masih mengalami kesulitan pada siswa-siswa untuk mempelajarinya dengan hapalan, maka masih ada cara yang lebih mudah dan praktis dipahami oleh siswa adalah dengan metode “LUKIS”. Pada metode ini dibutuhkan logika bagi siswa untuk menyelesaikan persoalan perubahan lintang dan lintang menengah. Perhitungan berikutnya adalah menentukan jarak dari dua tempat yang telah diketahui. Jarak di laut menggunakan satuan mil laut (nautical mile) yaitu sebesar 1852 m.  


Tidak ada komentar: